Wednesday 7 March 2007

secerca kenangan dalam hidup [titip rindu untuk ayah]

tanggal 05 maret 3 tahun yang lalu menjadi salah satu kenangan pahit dalam hidupku. ayah yang sangat ku benci dan ku sayangi pergi untuk selamanya menghadap Sang Maha Kuasa.
Bukan maksud hati mencela, karena aku sangat mencintainya. Bukan pula keluh kesah, atau ratapan yang tak berguna. Tetapi luapan harapan yang tak kunjung wujud, atau karena cinta yang tak lekas terbalas, dan mungkin juga lantaran rinduku yang tak segera terbayarkan. Kepada ayah tercinta, anakmu ini hampir putus asa mendamba. Dimanakah engkau kini? Kapan kiranya ayah kembali?

Ada ketakutan yang semakin bertambah dari waktu ke waktu, ada gelisah yang selalau menyergap jiwaku, merampas keyakinan dan hanya meninggalkan keraguan yang teramat akan masa depanku. Entahlah, kadang ada saatnya aku benar-benar kehilangan cahaya. Pandanganku jadi gelap, arah kehidupanku menjadi semakin tidak pasti.Setiap kali aku berusaha bangkit untuk merengkuh kembali harapan dan impian, saat itu juga aku harus siap terpukul dan kecewa.
Akupun sempat meratapi nasib kepada Rabbku. Pernah terucap, “Lebih baik ayahku mati. Aku benci punya ayah, aku benci.. benci.. aku benci! Aku tak kan pernah memaafkan dia.” Yang ada sekarang aku hanya bisa menyesal, karena sudah tak mungkin kehidupan yang kemarin diputar ulang. Ayahku sudah tidak ada. Dan yang membuat penyesalanku teramat berat, Ayah meninggal ketika hubunganku dengannya tidak harmonis.

Ya, aku tak tahu dimana ayahku yang selalu kurindu karena cinta.

Rabbi, kepada-Mu kukembalikan semua ini. Salamku untuk ayah. Sungguh, aku ingin menjadi anak yang berbakti!

0 comments: