Sunday 25 March 2007

I'tikaf di Mesjid Ar-Rahman Bintaro

Salah satu ibadat yang tak begitu berat, yang sangat dianjurkan dan besar sekali pahalanya adalah I’tikaf, orang hanya perlu masuk dan berdiam diri di mesjid- menurut ulama fiqih, sebentar pun jadi- dengan niat mendekatkan diri kepada Tuhan. Beri’tikaf di mesjid, bertafakur mendekatkan diri kepada Allah merupakan mendekatkan diri kepada Allah merupakan salah satu kelanggengan Nabi dan para Mukmin pendahulu kita, umumnya di bulan Ramadhan. Mereka bahkan nabi yang begitu dekat dengan Allah, memerlukan beri’tikaf disela-sela kegiatan keseharian yang rata-rata masih dalam lingkup ibadat. Seringkali bahkan mereka menetap beberapa lama di mesjid, sehingga harus dikirimi makanan oleh keluarga mereka. Terutama di sepuluh hari terakhir Ramadhan, Nabi saw.- sebagaimana diceritakan oleh istri beliu sendiri, Sayyidatina Aisyah- mengkhususkan waktu untuk beri’tikaf dimesjid.

Boleh jadi di zaman sibuk dan modern ini, beri;tikaf terasa tidak popular. Bagaimana di dunia yang bersemboyan waktu adalah uang’ begini, orang sudi meluangkan waktu untuk berdiam di mesjid seperti pengangguran? Bahkan menganjurkannya saja mubaliq pun kayanya sungkan.

Namun, bukankah justru di zaman dimana aktifitas kejasadan dan kebendaan mendominasi kehidupan seperti sekarang, kita sangat memerlukan paling tidak sesekali meliburkan diri dari kerutinan pemanjaan jasad. Memberi bagian rohani kita untuk berkomunikasi sendiri dengan Al-Khaliq, menyerap cahaya dari Nur-Nya yang agung bagi kepentingan janji pertemuan kita kelak dengan-nya.

Ya, sejenak dalam kehidupan keseharian-disela-sela kesibukan memakmurkan bumi- berdiam diri dirumah Tuhan, bertakafur dan bersendiri dengan Tuhan, agaknya sangat kita perlukan. Sungguh tidak masuk akal bila untuk perjalanan singkat, rencana cermat kita buat, segala daya, pikiran dan waktu kita kerahkan untuk membekalinya; sementara untuk perjalanan panjang mengahadap-Nya, kita tidak mengambil kesempatan apa saja yang kita harapkan dapat membantu mempermudah dan memperlancarnya.

Bukankah kita perlu pengenalan, syukur keakraban, yang cukup terhadap. Siapa kita kelak menghadapnya? Ataukah kita tak peduli kita tak dianggap atau diabaikan-Nya.

ini adalah pengalaman Pertama kali dalam hidupku ikut I'tikaf. iya...karena aku adalah seorang Muallaf yang melakukan pencarian. Di mulai dari hari sabtu pagi tanggal 24 maret sampai 25 maret 2007 subuh di salah satu Mesjid di daerah Bintaro. awalnya aku belum mengerti sama sekali apa itu I'tikaf. tapi Alhamdullilah sekarang aku sudah mengerti dan paham I'tikaf.

Walo singkat tapi benar2 memberikan satu makna yang berbeda. banyak hal baru yang aku dapatkan, mulai dari hal2 kecil seperti adab makan ampe masalah akhirat. Mungkin ini langkah awal untuk aku bisa lebih semangat dan terus belajar. Sudah saatnya memikirkan akhirat, apalagi aku tidak tahu kapan akan tiba "waktu itu". mulai berbenah diri mempersiapkan segalanya. Instropeksi diri mungkin lebih tepatnya. Apakah sholatku sudah sempurna????? apakah aku sudah benar2 menjadikan sholat menjadi tiang dalam hidupku????? dan masih banyak lagi hal2 yang perlu aku pelajari.

Ya Allah......terangi jalanku menuju jalan-Mu......

Amin.

0 comments: